Gunung Singgalang merupakan salah satu dari beberapa gunung yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Ketinggian gunung Singgalang mencapai 2,877 meter dari permukaan laut. Gunung Singgalang secara geografis terletak di Kabupaten Agam.
Gunung ini berdiri kokoh tepat berada di sebelah gunung Merapi. Gunung Singgalang, merupakan Gunung api yang tidak aktif. Gunung ini ditutupi hutan hujan tropis, trek pendakian terjal dan terdapat 2 buah telaga di daerah puncak yaitu “Telaga Dewi” dan “Telaga Kumbang”. Untuk mencapai lokasi, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat.
Bagi yang mengambil rute pendakian dari Koto baru, perjalanan dimulai dari kota Padang kemudian turun di Koto Baru, perjalanan dilanjutkan ke Pandai Sikek dengan angkot dengan ongkos Rp. 3000. Bagi yang mengambil rute pendakian dari Balingka, perjalanan dimulai dari padang turun di Padang Luar (Bukittinggi), dari Padang Luar menuju Batu Tagak dengan ongkos kira-kira Rp. 2.500-Rp. 4000, dengan menggunakan angkutan pedesaan Batu Tagak-Panambatan.
Sementara bagi yang mengambil rute dari Toboh, perjalanan dimulai dari kota Padang kemudian turun di Padang Luar (Bukittinggi) kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Toboh dengan biaya kira-kira Rp. 3000-Rp 5000-,. Untuk Memasuki kawasan gunung Singgalang para pendaki tidak dipungut biaya apapun. Lokasi Gunung Singgalang dekat dengan kota Bukittinggi tetapi secara geografis gunung ini terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Indonesia.
Eksotik Gunung Singgalang memang tidak di ragukan lagi. Dengan keanekaragaman satwa dan pesona alam yang disajikannya, gunung yang memiliki ketinggian 2.877 Mdpl ini mampu memanjakan para penggiat alam, dan menikmati keindahan alam atas karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Ketenaran Gunung Singgalang juga tidak terlepas dari kemolekan Telaga Dewi yang selalu memancarkan keindahannya dan selalu membuat betah para pengunjung memandangi kemilau cahaya bintang di permukaan telaga.
Untuk menikmati keindahan dan keagungan gunung yang bersebelahan dengan gunung Tandikek ini tidaklah begitu sulit.
Hanya dengan menempuh perjalanan selama enam jam, anda akan menginjakkan kaki di tepi Telaga Dewi setelah hasrat petualang anda terus dipompa saat menaklukkan medan yang lumayan menguras energy.
Untuk mencapai puncak, biasanya para pendaki dianjurkan untuk melalui jalur Koto Baru, Agam yang nantinya akan melewati Nagari Pandai Sikek.
Disana kita akan bisa melihat dan berwisata secara langsung ke perkampungan yang sangat terkenal akan songketnya. Dengan ramah, biasanya para perajin akan melayani para pengunjung apabila ingin mengetahui dan mengenal songket Pandai Sikek secara mendalam.
Setelah lelah melewati nagari Pandai Sikek yang menanjak curam dengan memakan waktu selama dua jam sambil menelusuri perkebunan tebu, anda bisa beristirahat di pondok yang tersedia khusus untuk para pendaki di samping tower stasiun TVRI, RCTI, dan metro TV Pandai Sikek. Di depan pondok, anda bisa melihat kesangaran dan kekokohan Gunung Marapi.
Di pondok ini, biasanya para pendaki menyempatkan bermalam dengan mendirikan tenda hanya untuk menikmati keindahan sunrhise yang menakjubkan dari balik Gunung Marapi.
Selangkah meninggal pondok, pendakian akan lebih terasa berat karena akan di rintangi oleh hutan Pimpiang yang mengharuskan para pendaki sekali-kali untuk menunduk dan merayap. Jalur ini akan dilewati selama 1 jam perjalanan dan akan berakhir di mata air satu atau shelter satu. Dengan ketersediaan air yang melimpah, shelter satu ini menjadi favorit bagi pendaki untuk nge-camp. Disamping itu juga, lokasi ini sangat landai dan luas, sehingga mampu menampung 5-6 tenda untuk berdiri.
Dari shelter satu anda akan menempuh rute yang menanjak sampai ke cadas, dengan kemiringan rata-rata 45 derajat. Makin ke puncak anda akan menemukan banyak pohon pakis yang cantik dan melewati trek yang agak lembab dan hutan yang masih asri. Di kiri atau kanan, anda akan menemukan tiang listrik dan kabel-kabel yang bisa dijadikan panduan untuk sampai ke puncak Karena di puncak gunung singgalang terdapat tower pemancar satelit. Namun bagi beberapa pendaki, tiang dan kabel listrik yang ada di sepanjang jalur pendakian dianggap sebagai pengganggu.
Perjalanan menempuh rute sebelum cadas biasanya memakan waktu normal sekitar 5 jam. Namun itu tergantung cepat atau lambatnya perjalanan pendaki, karena di rute ini fisik anda akan benar-benar diuji.
Setelah mencapai cadas, sontak perubahan suhu udara akan sangat terasa drastic. Pendaki biasanya akan merasakan hawa yang lebih dingin dan hembusan angin yang lebih kencang.
Saat berada di cadas, pendaki akan melihat banyak batuan yang berwarna kuning dan sebuah tugu yang diberinama Galapagos SMA 1 Padang yang dibuat untuk mengenang dua orang siswa SMA 1 Padang yang hilang saat mendaki gunung singgalang ini tahun 1988 lalu.
Setelah melewati cadas, kita akan memasuki kembali kawasan hutan yang lembab dan pohon-pohon yang diselimuti lumut tebal. Hanya dengan menempuh perjalanan selama satu jam, eksotik telaga dewi akan terlihat secara langsung oleh anda.
Telaga yang sering diselimuti kabut ini, akan menampilkan pesona yang khas untuk membuat para pendaki betah berlama-lama memandangi permukaan air telaga yang bening sambil mendengarkan hembusan angin yang mampu mendamaikan hati anda.
Banyak yang mendaki gunung singgalang hanya sampai di telaga dewi saja. Namun masih ada lagi puncak singgalang yang memakan waktu satu jam lagi.
Di puncaknya ini kita akan menemukan tower pemancar satelit yang merupakan muara dari tiang-tiang yang ditemui di sepanjang perjalanan.
0 comments:
Post a Comment